Pendidikan Profetik Jalan Pintas Menuju Revolusi Edukasi Abad 21

Pendidikan Profetik Jalan Pintas Menuju Revolusi Edukasi Abad 21
Oleh: 
Nia Nur Pratiwi
MPI A IAIN Purwokerto

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli Kitab beriman ....”
(Q.S Ali Imron: 110)
Ayat diatas dapat sebagai landasan bahwa umat islam memang dilahirkan dengan kondisi yang paling baik secara lahir dan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. Tentunya syarat dan ketentuan tetap berlaku disetiap langkah dalam hidup umat islam, dalam hal ini sudah otomatis umat islam menjadi sebuah golongan yang dapat disebut dengan The Chosen People. Menyandang Title sebagai umat pilihan tentunya bukanlah hal yang mudah, harus ikut serta dalam upaya penegakan tauhid dan kewajiban berdakwah kepada  sesama manusia bahkan kepada seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini. Kutipan ayat Ukhrijat Linnas (di tengah tengah manusia) yang bisa diejawantahkan dengan aplikatif melalui partisipasi aktif dimasyarakat selama nafas masih dikandung badan.
Dari kutipan ayat diatas tersirat bahwasannya pilar pilar pendidikan ada 3 hal yang perlu disampaikan, menurut Kuntowijoyo Pertama, Amar Ma’ruf (berbuat kepada kebaikan). Kedua, Nahi Mungkar (Menyeru Kemungkaran). Ketiga, Tu’minuuna Billah (transidensi) yang menyakini pada keyakinan ataupun keimanan seseorang  yang menerangkan bagaimana seharusnya predikat The Chosen People  memiliki arti yang konkret dan kompleks. Memasuki masa milenium abad 21 yang setiap permasalahan semakin tak terkendali, namun mengingat ada hal urgent yang dapat diperhitungkan selama predikat umat terbaik masih menyandang di tubuh umat muslim. Ayat inilah yang melandasi berbagai bentuk amalan aplikatif yang harus dikerjakan para generasi sekarang sehingga bisa mengahapuskan julukan Generasi Micin. 
Indonesia merupakann negara dengan jumlah muslim tebesar di dunia dengan ini menjadikan Indonesia sebagai penduduk yang mayoritas beragama islam. Masyarakat yang merupakan sekumpulan orang atau kelompok yang mendiami suatu wilayah yang memiliki maksud dan tujuan bersama. Masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki cara pandang tentang pendidikan yang berbeda beda. Namun, perubahan yang dilakukan dalam upaya percepatan yang dipusatkan pada pendidikan berkarakter erkendala dengan macam bentuk yang berarti, survei salah satu lembaga survei Muslim Pro per November 2017, Indonesia menduduki peringkat 1 dengan jumlah muslim 222 juta umat muslim, mencapai angka 87% dari jumlah total penduduk. 

Visualisasi Dasar Pendidikan Profetik
Dekodifikasi pilar pilar pendidikan profetik menjadi sangat urgen manakala kita akan menggunakannya, apa sajakah yangada di dalamnya, mencangkup apa saja dalam isi dari badan pendidikan profetik itu sendiri dan yang lain sebagainya sebagaimana kita menjelaskan karakteristik sebuah sistem pendidikan. Sebagaimana didasarkan dalam Q.S Ali Imron ayat : 110, simbol pendidikan profetik berpusat kepada bagaimana sistem pendidikan Nabi, sebagaiamana merujuk arti Profetik sendiri yakni berkenaan dengan kenabian, maka yang pertama adalah nilai Humanisme, yakni bagaiamanakah pendidikan dapat memanusiakan seorang manusia, mengangkat nilai nilai pendidikan yang relevan mengikuti zaman.
Kedua Liberasi yakni upaya pembebasan manusia dari belenggu dan kekangan orang lain, yang perlu sekali mendapat sorotan yakni masalah struktural kemiskinan dan arus tekhnologi yang tidak bisa dibendung. Dengan nilai ini, setiap orang mampu dan pasti bisa megatasi problematika dalam hidup. Ketiga Trasendensi, unsur inilah yang menjadi goal atau tujuan utama dari pilar dasar
Pendidikan profetik, menguatkan pribadi manusia dengan nilai nilai ilahiyah, yang berkaitan dengan Tuhan. Ketiga nilai ini merupakan kerangka dasar pendidikan yang bersumber dari bagaimana cara Nabi melakukan sistem pendidikan kepada umat.

Mata Arah Pendidikan Profetik
Mata arah pendidikan profetik tidak bisa memisahkan diri dari ilmu ilmu sosial, hal ini tercantum dalam kerangka dasar Pendidikan Profetik yakni Humanisme, salah satu rumpun ilmu sosial yang penting kita ketahui adalah Ilmu Politik “Tarbiyah Siyasah Nubuwah” (Nasiwan, hlm 51-57). Dalam penguasaan pendidikan profetik mengenai politik tentunya diharuskan sangat baik sebab, arah mata angin dari pendidikan siyasah ini memiliki kepribadian politik yang mumpuni, kepribadian sebagaimana dicontohkan oleh nabi dalam berpolitik, dimensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seseorang diantaranya, nilai nilai keyakinan, sensitivitas, loyalitas, pengetahuan serta orientasi kedepan.
Arah angin Pendidikan profetik politik selanjutnya Kesadaran Politik, kesadaran akan berpolitik menumbuhkan rasa keingintahuan mengenai politik yang baik sesuai dengan hukum berpolitik dan menumbuhkan rasa solidaritas dalam dunia politik.  Kesadaran politik merupakan refleksi dari pandangan terhadap fenomena dan gerak politik. Selanjutya memutar angin kembali mengarahkan tujuan dari pendidikan profetik politik, yakni Partisipasi Politik, bentuk partisipasinya antara lain aktif dalam penyelenggaraan pemilu di tingkat bawah maupun pusat, ini merupakan salah satu bentuk kecil dalam partisipasi politik, karena partisipasi merupakan proses yang dilakukan warga negara untuk berperan dalam kehidupan politik dimasyarakat. Abad 21 ini membutuhkan kader kader sadar politik yang militan dan integritas.

 Revolusi Edukasi Abad 21
Revolusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan perubahan mendasar dalam sebuah bidang, yang dalam hal ini tentunya fokus kepada Pendidikan. Pendidikan yang seperti apa yan dapat merevolusi karakter dari kualitas input dan output pada setiap manusia. Tentunya pendidikan berbasis kearifan, moderenisasi dan pendidikan karakter. Pendidikan abad 21 tidak mungkin terlepas dari pengaruh bangsa Barat yang turut andil mempengaruhi sistem pendidikan di dalam negeri. Mereka lebih menekankan pada prinsip rasionalisme, empirisme, humanisme, kapitalisme, eksistensisme bahkan mungkin serta mengarah kepada atheisme, yang mana terhubung langsung dengan arus Globalisasi. Globalisasi dalam berbagai aspek seperti politik, ekonomi, termasuk juga didalamnya adalah pendidikan. 
Sementara itu, pendidikan dalam islam sendiri lebih menekankan pada Al Qur’an dan Hadits serta ijtihad’ para ulama. Hal inilah yang menjadikan pendidikan islam dengan pendidikan barat berbeda. Pendidikan berbasis Character Building merupakan upaya dalam penerapan Al Qur’an dan Hiadts serta penerapan ijtihad para ulama. Karena pendidikan profetik di dasarkan pada aspek ke-Esa an terhadap Tuhan (ilahiyah) yakni memiliki arahan nilai nilai berdasarkan Qur’an dan Hadits. Kemudian nilai yang tertuang dalam pendidikan profetik yakni bersifat universal (syamil) yang ideal serta menyeluruh, yang dapat mengenai sasaran dengan tepat dan dapat diterapkan dalam zaman apapun, baik pada masa lalu sampai sekarang di era intensifikasi budaya di dunia, yang hampir menghilangkan sekat budaya asebelumnya..
 Dari sudut pandang masyarakat, pendidikan berarti mewariskan ilmu dari generasi sebelumnya kepada generasi setelahnya, sedangkan dari sudut pandang individu merupakan pengembangan potensi atau bakat yang tak tersalurkan. Aplikasi nilai nilai profetik, menciptakan kultur luhur (life skill) yang sesuai dengan Q.S Ali Imron: 110, seperti yang tertuang dalam kerangka pemikiran Kuntowijoyo sebagai paradigma pendidikan profetik yakni  humanisasi, liberasi, dan trasendensi.
Dr. Yusuf Qardhawi mendefinisikan pendidikan sebagai, pendidikan manusia seutuhnya (whole human education) yakni mendidik seutuhnya akal dan hati, rohani dan jasmaninya serta akhlak dan keterampilannya. Makan inilah yang menjadi esensi dari pendidikan profetik itu sendiri menyiapkan intelektual yang islami sesuai dengan nilai nilai kenabian, mematangkan kepribadian dalam pemahaman fungsi pendidikan. Yakni memberikan pengetahuan kemudian menghasilkan manusia berkarakter sesuai dengan Al Qur’an dan hadits, serta sesuai dengan apa yang dijarkan Rasulullah Muhammad SAW, sebagai rujukan utama dalam pelaksanaan Revolusi Edukasi Abad 21. Sehingga terbentuknya insan kamil yang siap menghadapi tantangan zaman abad 21 yang semakin mengarus deras. 


DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mudzakir. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Semarang: PKPI2 Universitas Wahid Hasyim.
Jurdi, Syarifuddun. 2011. Pendidikan Profetik: Revolusi Manusia Abad 21. Yogyakarta: Education Center BEM REMA UNY.
Rembangy, Musthofa. 2010. Pendidikan TransformatifPergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan Di Tengah Pusaran Arus Globalisasi. Yogyakarta: Teras. 
Shofan, Moh. 2004. Pendidikan Berparadigma Profetik: Upaya Konstruktif Membongkar Dikotomi Sistem Pendidikan Islam. Yogyakarta: IRCiSoD.
Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: Indeks.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pendidikan Profetik Jalan Pintas Menuju Revolusi Edukasi Abad 21"

Posting Komentar